jUrNal gizi Buruk
KARAKTERISTIK PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA
DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKAN BARU
TAHUN 2006
YANI JULITA SARI
04072
AKADEMI KEPERAWATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2006/2007
ABSTRAK
Latar
belakang: Gizi buruk adalah bentuk terparah ( akut ) dari proses
terjadinya gizi buruk. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari
pertambahan BBnya sampai usia 2tahun. Apabila berat badan sesuai dengan
prtambahan umur menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia, dia bergizi
baik kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat
kronais. Sejak Januari sampai Desember 2005 , terdapat 71815 balita
yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari 56 kasus di Riau, 4
diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan fenomena di atas penulis
tertarik untuk meneliti karakteristik gizi buruk di RSUD Arifin Achmad.
Tujuan
penelitian: Untuk mengetahui karakteristik penderita gizi buruk dari
segi jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, umur, jenis pekerjaan
orang tua.
Metode penelitian: Metode deskriptis dilakukan dari bulan
maret – mei 2007 di RSUD Arifin Achmad. Populasi penelitian adalah
penderita yang didiagnosa yang tercantum di Medical Record tahu 2006
berjumlah 23 orang. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan cara total
populasi pengambilan data diolah secara manual yang disajikan dalam
bentuk table.
Hasul Penelitian: Dari jenis kelamin, banyak terdapat
pada perempuan 13 orang (56,52%), sedangkan laki-laki 10org (43,48%).
Dari umur, mayoritas 12-23 bulan 2 orang (8,70%). Pekerjaan orang tua 8
orang (62,22%). Tingkat pendidikan orang tua yaitu SMP 4 orang (17,39%).
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gizi
buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan
gizi. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertumbuhan
berat badannya setiap bulan sampai usia minimal 2 tahun. Apabila berat
badan sesuai dengan pertumbuhan umur menurut standar kesehatan dunia,
dia bergizi baik, kalau sedikit dibawah standar di katakana bergizi
buruk (Suhendra, 2006).
Anak bergizi kurang, berarti kekurangan gizi
pada tingkat ringan atau sedang, belum menunjukkan gejala sakit. Dia
seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila di
amati, badannya mulai kurus. Bila kondisi ini berlansung lama , maka
akan berakibat semakin berat. Pada keadaan ini dapat menjadi kwashiarkat
maramus yang biasanya infeksi saluran pencernaan bagian atas, anemia
dll (francin, 2004).
Sejak January sampai November 2005, terdapat
71815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari jumlah itu,
232 diantaranya meninggal dunia. Antara lain : 3438 dari NTB. 33
meninggal; 12028 di Jawa Tengah, dengan 94 orang meninggal dunia; 13968
dari NTT, 53 meninggal meninggal; 3763 dari Nanggoroe Aceh Darussalam, 8
meninggal. 1155 dari Papua, 3 meninggal; 56 dari Kalimantan tengah, 1
meninggal; 5 dari Maluku, 1 meninggal;56 dari Riau, 4 meninggal. (Necy,
2006).
Kurang gizi pada belita dapat pula menyebabkan balita
mengidap penyakit gangguan pencernaan gejala penyakit seperti gangguan
nafsu makan, muntah, dan diare. Penyakit tersebut akan cepat
mempengaruhi gizi anak. Oleh sebab itu anak yang mengalami gejala
tersebut hendaknya segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit
terdekat.( Lisdiana, 1998).
Kasus gizi buruk lebih cepat menarik
perhatian masyarakat karena kelihatan nyata penderitaan anak sakit,
kurus, bengkak (busung) dan lemah. (Suhendra, 2002).
Dalam menangani
masalah ini perawat juga berperan sebagai perawat professional
antaralain pembantu klien dalam tahap perawatan, menetukan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan, perawat juga membantu klien mempertahankan
kesehatan baik mental maupun fisik sehingga balita tetap semangat dalam
proses penyembuhan dan merencanakan serta mempersiapkan perbaikan gizi
yang akan datang.
B. Perumusan Masalah
Bagaimanakah karakteristik Penderita gizi buruk pada balita yang dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penderita gizi buruk pada balita yang dirawat inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2006.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis kelamin.
b. Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari segi umur.
c. Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
d. Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penelitian
Dapat
dijadikan pengalaman dan menambah pengetahuan dari peneliti khususnya
dalam meneliti tentang karakteristik penderita gizi buruk pada balita.
2. Bagi petugas kesehatan
Masukan bagi petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan layanan kesehatan khususnya bagi penderita gizi buruk.
3. Bagi pendidikan
Diharapkan
penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai informasi dan masukan
dalam melaksanakan program penelitian dari masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Gizi buruk adalah bentik terparah (akut) dari proses terjadi nya kekurangan gizi. (Necy, 2006).
Balita gizi buruk adalah anak 0-5 tahu yang berat badan/umurnya -3 SB dan mempunyai tanda-tanda klinis. (Necy, 2006).
Gizi adalah makanan yang masuk melalui mulut, dipecah menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. (moehji, 2002).
2. Etiologi
a. Penyebab Lansung
Makanan
dan penyakit dapat secara lansung menyebabkan kurang gizi. Timbulnya
kurang gizi tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang tetapi
juga penyakit.
b. Penyebab tidak lansung
Tiga penyebab tidak lansung, yaitu:
1) Kesehatan pangan keluarga yang kurang memadai.
2) Pola pengasuhan anak kurang memadai.
3) Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Ketiga factor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga.
c. Pokok masalah dimasyarakat
Kurangnya
keberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumberdaya masyarakat
yang berkaitan dengan berbagai factor lansung maupun tidak lansung.
d. Akar masalah
Krisis
ekonomi, politik dan social pada tahun 1997 menyebabkan meningkatnya
pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan. Keadaan ini memicu
munculnya kasus-kasus gizi burukakibat kemiskinan dan ketahanan pangan
keluarga tidak memadai. (INN, 2006).
3. Beberapa Hal yang Mendorong Gangguan Gizi
a. Ketidaktahuan hubungan makanan dengan kesehatan.
b. Prasangka buruk terhadap makanan tertentu.
c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d. Kesukaan yang berkebihan terhadap makanan tertentu.
e. Keterbatasan penghasilan keluarga.
f. Jarak kelahiran yang terlalu dekat. (Moehji, 2002).
4. Makan Sebagai Sumber Gizi
Berdasarkan struktur kimianya, zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari:
a. Karbohidarat
Adalah zat gizibyang terbentuk dari unsure karbon, oksigen, dan hydrogen.
b. Lemak
Berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan juga sebagai pelindung tubuh dari suhu dingin.
c. Protein
Adalah pondasi sel pada manusia, zat pembangun jaringan.
d. Vitamin
Tubuh manusia paling sedikit dapat mensintesis 3dari 13 jenis vitamin,yaitu vitamin A,O dan niasin.
e. Mineral
Berfungsi membentuk sel-sel baru sehingga sangat diperlukan bagi tubuh dan perkembangan balita. (Nurachmah, 2012).
f. Air
Berfungsi:
1) Membentuk cairan tubuh
2) Alat pengukur gizi
3) Alat pengukur sisa pembakaran atau metabolism
4) Mengatur panas tubuh.
5. Factor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberian Makanan Pada Balita
a. Umur
b. Berat badan
c. Suhu lingkungan
d. Aktivitas
e. Keadaan sakit (nurrachmah, 2002).
6.
Klasifikasi kasus gizi balita dengan menggunakan indeks simpang batu
(SB) yang dikenal dengan istilah Z score menurut (Almatsier, 2001)
a. Gizi buruk (<-3,00 SB)
b. Gizi kurang (-3,00 SB hingga 2,00 SB)
c. Gizi baik (-2,00 SB hingga 2,00 SB).
7. Cara Mengukur Status Gizi
Dari
sudut gizi, derajat kesehatan manusia dapat di ukur dengan berbagai
cara, antara lain dengan mengukur perbandingan postur tubuh
(antropometri) salah satu perbandingan postur tersebut adalah ukuran
berat badan (BB) disbandingkan dengan tinggi badan (TB), artinya berapa
BB (dalam kg) untuk TB (dalam cm) tertentu. Angka tersebut bisa di sebut
BB terhadap TB atau di singkat BB/TB.
8. Makanan Bagi Balita
Kebutuhan
gizi balita berbeda sekali walaupun umurnya sama, kebutuhan makan
balita laki-laki berbeda dari kebutuhan balita perempuan, balita tinggi
berbeda dengan balita pendek. Makan yang diberikan harus berfungsi
sebagai energy untuk aktivitas otot-ototnya, membentuk jaringan baru.
9. Tanda-Tanda Gizi Buruk
a. Kurang Kalori dengan Protein
1) Setelah 2-3 bulan berturut BB menurun.
2) Anak menjadi kurang bergairah, dan malas.
3)
Berat badan semakin rendah dibandingkan umurnya, mudah terkena infeksi,
kulit kering dan kusam, muka pucat, rambut berwarna merah tembaga,
perut buncit, kaki bengkak.
4) Otot di sekitar mata mulai kendor.
5) Pembesaran hati, BAB encer dengan kulit pecah mengelupas. (Lisdiana, 1998).
b. Tanda-Tanda kwashiorkor
1) Edema umum nya di seluruh tubuh terutama pada kaki.
2) Wajah membulat dan sembab.
3) Otot-otot mengecil
4) Perubahan status mental.
5) Anak sering menolak segala jenis makanan.
6) Pembesaran Hati.
7) Sering disertai infeksi.
8) Rambut kusam dan mudah dicabut.
9) Gangguan kulit kepala.
c. Tanda-Tanda Maramus
1) Anak tampak sangat kurus.
2) Wajah seperti orang tua.
3) Cengeng, rewel.
4) Perut cekung.
5) Kulit keriput.
6) Sering disertai diare kronik atau konstipasi.
7) Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.
d. Tanda-Tanda Maramus Kwashiortor
Merupakan fabungan dari tanda-tanda maramus dan kwashiorkor.
10. Karakteristik Penderita Gizi Buruk Pada Balita
a. Berdasarkan jenis kelamin.
b. Golongan umur balita.
c. Pekerjaan orangtua.
d. Pendidikan orang tua.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Design Penelitian
Dengan
pengumpulan data, pengolahan data, dan penggagasan maka rancangan
penelitian ini merupakan deskriptif dimana penelitian ini terbatas pada
usaha pengungkapan suatu masalah.\
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ruangan Merak 1 yang dimulai dari 30 maret sampai 20 april.
C. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Keseluruhan
objektif yang diteliti (Notoadmojo, 1997;79). Dan penulis meneliti
seluruh balita dengan fizi buruk yang di rawat inap diruang perawatan
anak di RSUD Arifin Achmad tahun 2006.
2) Sampel
Bagian dari
populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakili populasi
(Notoadmojo, 1997;79). Total populasinya 23 balita dengan gizi buruk.
D. Cara Pengumpulan Data
Data
yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan pada instrument
penelitian dengan menggunakan data skunder yang diperoleh dari data
medical record balita yang dirawat inap di ruang perawatan anak RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru 2006.
E. Instrument Penelitian
Instrument
penelitian yang dipakai penulis adalah table yang berisi seluruh
karakteristik dan balita dengan gizi buruk yang dirawat.
F. Cara Pengolahan dan Analisa Data
1) Pengolahan Data
Dilakukan secara manual dimana dikelompokkan sesuai klasifikasi yang di teliti.
2) Analisa Data
Dilakukan
dengan deskriptif dengan menyajikan data dalam distribusi dan
persentase, kemudian data analisa menggunakan teori dan hasil
penelitian dari penelitian lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian
yang telah dilakukan mengenai karakteristik penderita gizi buruk di
RSUD Arifin Achmad tahun 2006, akan dikelompokkan sesuai dengan criteria
objek yang di teliti dan selanjutnya akan disajikan tentang pembahasan
dan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dengan menggunakan teori
dan sumber kepustakaan yang ada.
A. Hasil Penelitian
a. Dari jenis kelamin
Laki-laki 10 orang 43,48%
Perempuan 13 orang 56,52%
Total 23 orang 100%
Berdasarkan data diatas, perempuan lebih banyak menderita gizi buruk.
b. Berdasarkan umur
<12 bln 5 orang 21.24%
12-23 7 orang 30.43%
24-35 6 orang 26.09%
36-47 2 orang 8.70%
48-56 3 orang 13.04%
Berdasarkan data diatas, 24-35 bulan lebih banyak menderita gizi buruk.
c. Berdasarkan pekerjaan orang tua
SD 10 orang 43.48%
SD 9 orang 39.13%
SMP 4 orang 17.39%
SMU 0 orang 0
PT 0 orang 0
Berdasarkan data diatas, pendidikan orang tua SD (tidak tamat SD) lebih banyak menderita gizi buruk.
d. Berdasarkan pekerjaan orang tua
Tak kerja 15 orang 62.22%
Kerja 8 orang 34.78%
Berdasarkan data diatas, orang tua yang tidak bekerja lebih banyak menderita gizi buruk.
B. Pembahasan
1) Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan jenbis kelamin.
2) Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan umur.
3) Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan tingkat pendidikan orang tua.
4) Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan pekerjaan orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dari
hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penderita
Gizi Buruk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2006 sebagai berikut:
1) Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 kasus (56.52%).
2) Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berusia 12-23 bulan sebanyak 7 kasus (30.34%).
3)
Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan
pendidikan orang tua SD (tidak bersekolah) sebanyak 10 kasus (43.48%).
4)
Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan jenis
pekerjaan orang tua yang tidak bekerja sebanyak 15 kasus (62.22%).
B. Saran
1) Bagi peneliti
Diharapkan
kepada peneliti supaya diperluas adanya penelitan dan pembahasan lebih
lanjut tentang gizi buruk dengan metodelogi berbeda.
2) Petugas Kesehatan
Diharapkan
lebih memperhati kan pelayanan kesehatan pemeriksa untuk penderita,
penyuluhan dan informasi tentang cara penceganan dan pengobatan untuk
penderita gizi buruk.
3) Pendidkan
Diharapkan kepada institusi
akademik dan juga adik-adik tingkat untuk menggali lebih dalam tentang
gizi buruk bukan hanya sebatas gambaran saja tetapi juga memberikan
informasi pengetahuan dan sikap masyarakat untuk dapat di teliti lebig
lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2007. Masa Depan Kami Profinsi. Sumbawa.http:// www.sumbawa.com
Francin Erna, Patah dkk, 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.EGC. Jakarta
Moehji, S jahmen, 2002. Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. PT. Bharatara Niaga Media. Jakarta
Necy, Tetty, 2006. Gizi Buruk Terus Menghantui Indonesia. http:// www.urbanpoor.com
Nurahmah, Elly, 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. CV. Invo Medica. Jakarta
Register Rawat Inap Ruangan Perawatan Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2006.