Minggu, 17 November 2013

Gizi Buruk

Diposting oleh Unknown di 23.28 0 komentar


jUrNal gizi Buruk

KARAKTERISTIK PENDERITA GIZI BURUK PADA BALITA
DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKAN BARU
TAHUN 2006

YANI JULITA SARI
04072

AKADEMI KEPERAWATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2006/2007

ABSTRAK
Latar belakang: Gizi buruk adalah bentuk terparah ( akut ) dari proses terjadinya gizi buruk. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertambahan BBnya sampai usia 2tahun. Apabila berat badan sesuai dengan prtambahan umur menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia, dia bergizi baik kalau sedikit dibawah standar disebut bergizi kurang yang bersifat kronais. Sejak Januari sampai Desember 2005 , terdapat 71815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari 56 kasus di Riau, 4 diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti karakteristik gizi buruk di RSUD Arifin Achmad.
Tujuan penelitian: Untuk mengetahui karakteristik penderita gizi buruk dari segi jenis kelamin, tingkat pendidikan orang tua, umur, jenis pekerjaan orang tua.
Metode penelitian: Metode deskriptis dilakukan dari bulan maret – mei 2007 di RSUD Arifin Achmad. Populasi penelitian adalah penderita yang didiagnosa yang tercantum di Medical Record tahu 2006 berjumlah 23 orang. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan cara total populasi pengambilan data diolah secara manual yang disajikan dalam bentuk table.
Hasul Penelitian: Dari jenis kelamin, banyak terdapat pada perempuan 13 orang (56,52%), sedangkan laki-laki 10org (43,48%). Dari umur, mayoritas 12-23 bulan 2 orang (8,70%). Pekerjaan orang tua 8 orang (62,22%). Tingkat pendidikan orang tua yaitu SMP 4 orang (17,39%).









PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Gizi buruk adalah bentuk terparah (akut) dari proses terjadinya kekurangan gizi. Anak balita sehat atau kurang gizi diketahui dari pertumbuhan berat badannya setiap bulan sampai usia minimal 2 tahun. Apabila berat badan sesuai dengan pertumbuhan umur menurut standar kesehatan dunia, dia bergizi baik, kalau sedikit dibawah standar di katakana bergizi buruk (Suhendra, 2006).
Anak bergizi kurang, berarti kekurangan gizi pada tingkat ringan atau sedang, belum menunjukkan gejala sakit. Dia seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila di amati, badannya mulai kurus. Bila kondisi ini berlansung lama , maka akan berakibat semakin berat. Pada keadaan ini dapat menjadi kwashiarkat maramus yang biasanya  infeksi saluran pencernaan bagian atas, anemia dll (francin, 2004).
Sejak January sampai November 2005, terdapat 71815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Dari jumlah itu, 232 diantaranya meninggal dunia. Antara lain : 3438 dari NTB. 33 meninggal; 12028 di Jawa Tengah, dengan 94 orang meninggal dunia; 13968 dari NTT, 53 meninggal meninggal; 3763 dari Nanggoroe Aceh Darussalam, 8 meninggal. 1155 dari Papua, 3 meninggal; 56 dari Kalimantan tengah, 1 meninggal; 5 dari Maluku,  1 meninggal;56 dari Riau, 4 meninggal. (Necy, 2006).
Kurang gizi pada belita dapat pula menyebabkan balita mengidap penyakit gangguan pencernaan gejala penyakit seperti gangguan nafsu makan, muntah, dan diare. Penyakit tersebut akan cepat mempengaruhi gizi anak. Oleh sebab itu anak yang mengalami gejala tersebut hendaknya segera di bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.( Lisdiana, 1998).
Kasus gizi buruk lebih cepat menarik perhatian masyarakat karena kelihatan nyata penderitaan anak sakit, kurus, bengkak (busung) dan lemah. (Suhendra, 2002).
Dalam menangani masalah ini perawat juga berperan sebagai perawat professional antaralain pembantu klien dalam tahap perawatan, menetukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, perawat juga membantu klien mempertahankan  kesehatan baik mental maupun fisik sehingga balita tetap semangat dalam proses penyembuhan dan merencanakan serta mempersiapkan perbaikan gizi yang akan datang.
B.    Perumusan Masalah
 Bagaimanakah karakteristik Penderita gizi buruk pada balita yang dirawat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru?

C.    Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
Untuk mengetahui penderita gizi buruk pada balita yang dirawat inap di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada tahun 2006.
2.    Tujuan Khusus
a.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis kelamin.
b.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari segi umur.
c.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua.
d.    Untuk mengetahui balita yang menderita gizi buruk ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
D.    Manfaat Penelitian
1.    Bagi penelitian
Dapat dijadikan pengalaman dan menambah pengetahuan dari peneliti khususnya dalam meneliti tentang karakteristik penderita gizi buruk pada balita.
2.    Bagi petugas kesehatan
Masukan bagi petugas kesehatan untuk dapat meningkatkan layanan kesehatan khususnya bagi penderita gizi buruk.
3.    Bagi pendidikan
Diharapkan penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai informasi dan masukan dalam melaksanakan program penelitian dari masa yang akan datang.


TINJAUAN PUSTAKA
A.    Konsep Dasar
1.    Definisi
Gizi buruk adalah bentik terparah (akut) dari proses terjadi nya kekurangan gizi. (Necy, 2006).
Balita gizi buruk adalah anak 0-5 tahu yang berat badan/umurnya -3 SB dan mempunyai tanda-tanda klinis. (Necy, 2006).
Gizi adalah makanan yang masuk melalui mulut, dipecah menjadi senyawa kimia yang lebih sederhana. (moehji, 2002).
2.    Etiologi
a.    Penyebab Lansung
Makanan dan penyakit dapat secara lansung menyebabkan kurang gizi. Timbulnya kurang gizi tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang tetapi juga penyakit.
b.    Penyebab tidak lansung
Tiga penyebab tidak lansung, yaitu:
1)    Kesehatan pangan keluarga yang kurang memadai.
2)    Pola pengasuhan anak kurang memadai.
3)    Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.
Ketiga factor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan keluarga.
c.    Pokok masalah dimasyarakat
Kurangnya keberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumberdaya masyarakat yang berkaitan dengan berbagai factor lansung maupun tidak lansung.
d.    Akar masalah
Krisis ekonomi, politik dan social pada tahun 1997 menyebabkan meningkatnya pengangguran, inflasi, kurang pangan dan kemiskinan. Keadaan ini memicu munculnya kasus-kasus gizi burukakibat kemiskinan dan ketahanan pangan keluarga tidak memadai. (INN, 2006).
3.    Beberapa Hal yang Mendorong Gangguan Gizi
a.    Ketidaktahuan hubungan makanan dengan kesehatan.
b.    Prasangka buruk terhadap makanan tertentu.
c.    Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d.    Kesukaan yang berkebihan terhadap makanan tertentu.
e.    Keterbatasan penghasilan keluarga.
f.    Jarak kelahiran yang terlalu dekat. (Moehji, 2002).



4.    Makan Sebagai Sumber Gizi
Berdasarkan struktur kimianya, zat gizi yang terdapat dalam makanan terdiri dari:
a.    Karbohidarat
Adalah zat gizibyang terbentuk dari unsure karbon, oksigen, dan hydrogen.
b.    Lemak
Berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan juga sebagai pelindung tubuh dari suhu dingin.
c.    Protein
Adalah pondasi sel pada manusia, zat pembangun jaringan.
d.    Vitamin
Tubuh manusia paling sedikit dapat mensintesis 3dari 13 jenis vitamin,yaitu vitamin A,O dan niasin.
e.    Mineral
Berfungsi membentuk sel-sel baru sehingga sangat diperlukan bagi tubuh dan perkembangan balita. (Nurachmah, 2012).
f.    Air
Berfungsi:
1)    Membentuk cairan tubuh
2)    Alat pengukur gizi
3)    Alat pengukur sisa pembakaran atau metabolism
4)    Mengatur panas tubuh.
5.    Factor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pemberian Makanan Pada Balita
a.    Umur
b.    Berat badan
c.    Suhu lingkungan
d.    Aktivitas
e.    Keadaan sakit (nurrachmah,  2002).
6.    Klasifikasi kasus gizi balita dengan menggunakan indeks simpang batu (SB) yang dikenal dengan istilah Z score menurut (Almatsier, 2001)
a.    Gizi buruk (<-3,00 SB)
b.    Gizi kurang (-3,00 SB hingga 2,00 SB)
c.    Gizi baik (-2,00 SB hingga 2,00 SB).
7.    Cara Mengukur Status Gizi
Dari sudut gizi, derajat kesehatan manusia dapat di ukur dengan berbagai cara, antara lain dengan mengukur perbandingan postur tubuh (antropometri) salah satu perbandingan postur tersebut adalah ukuran berat badan (BB) disbandingkan dengan tinggi badan (TB), artinya berapa BB (dalam kg) untuk TB (dalam cm) tertentu. Angka tersebut bisa di sebut BB terhadap TB atau di singkat BB/TB.
8.    Makanan Bagi Balita
Kebutuhan gizi balita berbeda sekali walaupun umurnya sama, kebutuhan makan balita laki-laki berbeda dari kebutuhan balita perempuan, balita tinggi berbeda dengan balita pendek. Makan yang diberikan harus berfungsi sebagai energy untuk aktivitas otot-ototnya, membentuk jaringan baru.
9.    Tanda-Tanda Gizi Buruk
a.    Kurang Kalori dengan Protein
1)    Setelah 2-3 bulan berturut BB menurun.
2)    Anak menjadi kurang bergairah, dan malas.
3)    Berat badan semakin rendah dibandingkan umurnya, mudah terkena infeksi, kulit kering dan kusam, muka pucat, rambut berwarna merah tembaga, perut buncit, kaki bengkak.
4)    Otot di sekitar mata mulai kendor.
5)    Pembesaran hati, BAB encer dengan kulit pecah mengelupas. (Lisdiana, 1998).
b.    Tanda-Tanda kwashiorkor
1)    Edema umum nya di seluruh tubuh terutama pada kaki.
2)    Wajah membulat dan sembab.
3)    Otot-otot mengecil
4)    Perubahan status mental.
5)    Anak sering menolak segala jenis makanan.
6)    Pembesaran Hati.
7)    Sering disertai infeksi.
8)    Rambut kusam dan mudah dicabut.
9)    Gangguan kulit kepala.
c.    Tanda-Tanda Maramus
1)    Anak tampak sangat kurus.
2)    Wajah seperti orang tua.
3)    Cengeng, rewel.
4)    Perut cekung.
5)    Kulit keriput.
6)    Sering disertai diare kronik atau konstipasi.
7)    Tekanan darah, detak jantung, dan pernafasan berkurang.
d.    Tanda-Tanda Maramus Kwashiortor
Merupakan fabungan dari tanda-tanda maramus dan kwashiorkor.
10.    Karakteristik Penderita Gizi Buruk Pada Balita
a.    Berdasarkan jenis kelamin.
b.    Golongan umur balita.
c.    Pekerjaan orangtua.
d.    Pendidikan orang tua.
METODE PENELITIAN
A.    Jenis Dan Design Penelitian
Dengan pengumpulan data, pengolahan data, dan penggagasan maka rancangan penelitian ini merupakan deskriptif dimana penelitian ini terbatas  pada usaha pengungkapan suatu masalah.\
B.    Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru ruangan Merak 1 yang dimulai dari 30 maret sampai 20 april.
C.    Populasi dan Sampel
1)    Populasi
Keseluruhan objektif yang diteliti (Notoadmojo, 1997;79). Dan penulis meneliti seluruh balita dengan fizi buruk yang di rawat inap diruang perawatan anak di RSUD Arifin Achmad tahun 2006.
2)    Sampel
Bagian dari populasi yang dipilih atas dasar kemampuan mewakili populasi (Notoadmojo, 1997;79). Total populasinya 23 balita dengan gizi buruk.
D.    Cara Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan pada instrument penelitian dengan menggunakan data skunder yang diperoleh dari data medical record balita yang dirawat inap di ruang perawatan anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru 2006.
E.    Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang dipakai penulis adalah table yang berisi seluruh karakteristik dan balita dengan gizi buruk yang dirawat.
F.    Cara Pengolahan dan Analisa Data
1)    Pengolahan Data
Dilakukan secara manual dimana dikelompokkan sesuai klasifikasi yang di teliti.
2)    Analisa Data
Dilakukan dengan deskriptif dengan menyajikan data dalam distribusi dan persentase, kemudian data analisa  menggunakan teori dan hasil penelitian dari penelitian lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan mengenai karakteristik penderita gizi buruk di RSUD Arifin Achmad tahun 2006, akan dikelompokkan sesuai dengan criteria objek yang di teliti dan selanjutnya akan disajikan tentang pembahasan dan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dengan menggunakan teori dan sumber kepustakaan yang ada.
A.    Hasil Penelitian
a.    Dari jenis kelamin
Laki-laki     10 orang    43,48%
Perempuan    13 orang    56,52%
Total        23 orang    100%
Berdasarkan data diatas, perempuan lebih banyak menderita gizi buruk.
b.    Berdasarkan umur
<12 bln    5 orang    21.24%
12-23        7 orang    30.43%
24-35        6 orang    26.09%
36-47        2 orang    8.70%
48-56        3 orang    13.04%
Berdasarkan data diatas, 24-35 bulan lebih banyak menderita gizi buruk.
c.    Berdasarkan pekerjaan orang tua
SD            10 orang    43.48%
SD            9 orang    39.13%
SMP        4 orang    17.39%
SMU        0 orang    0
PT            0 orang    0
Berdasarkan data diatas, pendidikan orang tua SD (tidak tamat SD) lebih banyak menderita gizi buruk.
d.    Berdasarkan pekerjaan orang tua
Tak kerja    15 orang    62.22%
Kerja        8 orang    34.78%
Berdasarkan data diatas, orang tua yang tidak bekerja lebih banyak menderita gizi buruk.


B.    Pembahasan
1)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan jenbis kelamin.
2)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan umur.
3)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan tingkat pendidikan orang tua.
4)    Gambaran karakteristik menunjukkan bahwa gizi buruk berdasarkan pekerjaan orang tua.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penderita Gizi Buruk di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2006 sebagai berikut:
1)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berjenis kelamin perempuan sebanyak 13 kasus (56.52%).
2)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk berusia 12-23 bulan sebanyak 7 kasus (30.34%).
3)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan pendidikan orang tua SD (tidak bersekolah) sebanyak 10 kasus (43.48%).
4)    Dari 23 kasus, mayoritas dijumpai penderita gizi buruk dengan jenis pekerjaan orang tua yang tidak bekerja sebanyak 15 kasus (62.22%).
B.    Saran
1)    Bagi peneliti
Diharapkan kepada peneliti supaya diperluas adanya penelitan dan pembahasan lebih lanjut tentang gizi buruk dengan metodelogi berbeda.
2)    Petugas Kesehatan
Diharapkan lebih memperhati kan pelayanan kesehatan pemeriksa untuk penderita, penyuluhan dan informasi tentang cara penceganan dan pengobatan untuk penderita gizi buruk.
3)    Pendidkan
Diharapkan kepada institusi akademik dan juga adik-adik tingkat untuk menggali lebih dalam tentang gizi buruk bukan hanya sebatas gambaran saja tetapi juga memberikan informasi pengetahuan dan sikap masyarakat untuk dapat di teliti lebig lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Admin, 2007. Masa Depan Kami Profinsi. Sumbawa.http:// www.sumbawa.com
Francin Erna, Patah dkk, 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.EGC. Jakarta
Moehji, S jahmen, 2002. Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi. PT. Bharatara Niaga Media. Jakarta
Necy, Tetty, 2006. Gizi Buruk  Terus Menghantui Indonesia. http:// www.urbanpoor.com
Nurahmah, Elly, 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. CV. Invo Medica. Jakarta
Register Rawat Inap Ruangan Perawatan Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2006.
 

Assalamu'alaikum Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review